Jumat, 18 Mei 2012

NAMA ASLI DARI SUB ETNIS FEHAN DI BELU

A. Nama Dalam Konteks Budaya Tetum Sesungguhnya suku Tetum ini tersebar hampir menyelimuti seluruh Kabupaten Belu dan oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari dikenal ada dua jenis suku Tetum yaitu Tetum Fehan dan Tetum Foho. Meski demikian dalam bahasan ini hanya diketengahkan suku Tetum Fehan saja. Hal ini karena suku Tetum Fehan yang mamiliki ciri khas pemberian nama bagi setiap anak yang baru dilahirkan sedangkan suku Tetum Foho belum banyak dipelajari tentang cara pemeberian nama bagi anak. Hal ini karena nama bagi suku Tetum Foho sudah termasuk pemberian nama bagi suku Bunaq dan Kemak yang akan dibahas pada sub judul tersendiri. Pemberian nama bagi masyarakat berbudaya Tetum Fehan dipilah menjadi dua bagian besar yaitu nama khusus untuk anak laki-laki dan nama khusus untuk anak perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi tempat yang sangat khusus bagi kaum laki-laki dan perempuan dan menghargai kekhasan setiap orang baik itu laki-laki maupun perempuan. Ini menunjukan bahwa masyarakat berbudaya Tetum Fehan sangat menghargai pribadi setiap orang melalui pemberian nama yang tidak sama antara laki-laki dan perempuan. Pemberian nama berbeda antara perempuan dan laki-laki ini dimaksudkan untuk membedakan jenis kelamin yang dimiliki oleh setiap orang yang lahir dari budaya dimaksud. Dengan demikian apabila terbaca nama seseorang seperti Seran maka para pembaca sudah jelas mengetahui bahwa itu adalah anak atau orang yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan apabila dalam membaca ternyata ditemukan nama seperti Luruk maka itu sudah menjadi pasti bahwa pemilik nama tersebut adalah seorang perempuan. Dalam banyak hal terutama dalam zaman modern ini hampir pasti tidak dapat dibedakan antara nama perempuan dan nama laki-laki. Ada kecenderungan besar untuk memberikan nama laki-laki kepada perempuan dan tidak pernah memberikan nama perempuan kepada laki-laki. Ini menunjukan bahwa sesungguhnya pada zaman modern telah menempatkan manusia laki-laki lebih berperan dan dihargai daripada pihak perempuan. Hal semacam ini dapat kita temukan dalam kehidupan harian kita. Biasanya Apabila ayah memiliki nama marga Nahak maka seluruh anaknya diberi nama marga Nahak, tidak ditemukan nama anak diberi berdasarkan nama perempuan atau ibunya. Ini menunjukan bahwa degradasi terhadap budaya lokal sudah sangat parah dan tidak mustahil akan hilang dalam waktu yang tidak terlalau lama. Patut diketahui bahwa nama terakhir dari nama seseorang dalam zaman modern ini merupakan nama marga dari bapaknya,sehingga nama khusus perempuan hampir tidak ditemukan lagi. Adapun daftar nama masyarakat berbudaya Tetum Fehan dapat dilihat sebagai berikut ini.
Nama Laki-Laki :  
(1) Asa, 
(2) Atok,
(3) Bau 
(4) Bauk*,
(5) Bere, 
(6) Berek,
(7) Bria, 
(8) Fahik*,
(9) Klau, 
(10) Laka, 
(11) Nahak, 
(12) Seran, 
(13) Tae, 
(14) Taek*, 
(15) Tahu, 
(16) Tahuk, 
(17) Lekik, 
(18) Leki dan 
(19) Tutu.
Sedangkan nama asli untuk perempuan sebagai berikut :
 (1) Abuk*, 
(2) Aek, 
(3) Bano, 
(4) Bita, 
(5) Ho'ar, 
(6) Lubu, 
(7) Luruk, 
(8) Namok, 
(9) Rika, 
(10) Seuk, 
(11) Telik, 
(12) Uduk, 
(14) Balok dan 
(15) Rohan.
Keterangan : *)= Nama-nama yang juga ada pada suku Bunaq, Kemak dan Dawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar